Setelah
sampai terminal bawah, aku langsung cari loket tiket. Aku tanya orang dimana
bis ke Kuala Lumpur, dan katanya di lantai paling bawah, di luar. Dengan naik
elevator aku turun ke lantai dasar. Begitu keluar, aku lihat bis nya di sebelah
kiri, dan aku cari-cari dimana loket tiket. Ada loket yang di depannya ditempel
iklan-iklan bis. Aku pikir itu loketnya. Ternyata ga bisa beli disitu, harus
beli di konter resmi, di lantai 3. Jadi aku harus naik lagi. Ya ampun, lemas
udah. Kebetulan ada rumah makan mie, akhirnya aku makan dulu, sebelum naik ke
lantai 3. Setelah makan, aku langsung naik. Dan ternyata bukan aku aja belum
punya tiket. Ada seorang laki-laki yang aku pikir orang India Malaysia,
yang menjelaskan ke aku dan beberapa orang lagi tempat di mana beli tiket.
Begitu sampai lantai 3, dia mengantar ke loket. Aku mau beli tiket untuk pukul
17.00 karena saat itu udah pukul 16.30. Tapi tiket habis, yang masih available tiket pukul 18.30 dan 19.00. Lama sekali
harus nunggunya. Kalau pulang udah terlalu malam ngeri juga. Laki-laki itu
menyarankan untuk ambil aja tiket pukul 18.30, yang penting udah punya tiket.
Dan langsung tunggu depan bis. Karena kalau kursi belum penuh, penumpang yang
dapat tiket untuk bis berikutnya tetap bisa naik.
Dan
laki-laki ini terus menemaniku. Agak jengah juga terus-menerus diikuti. Ga lama
sampai ke tempat menunggu bis,dan ikut mengantri dengan calon penumpang
lainnya. Bis datang untuk ambil penumpang.
Yang dipersilahkan untuk naik dulu penumpang dengan tiket untuk pukul
17.00. Dan berhubung masih ada sisa seat, akhirnya aku bisa naik. Aku info
temanku kalau udah di dalam bis. Jadi bisa diperkirakan sampai di terminal bis
Kuala Lumpur pukul berapa. Aku dapat duduk sendiri, dan tiba-tiba aja laki-laki
tadi pindah ke sampingku. Aduh..mulai menganggu. Dia mengajak ngobrol
macam-macam. Mulai dari tanya asal, ke Malaysia dengan siapa, umur berapa, pekerjaan
apa, sampai akhirnya minta nomor handphone dan minta foto. Aku udah mulai mau
marah. Tapi aku tahu ini resikonya untuk singel female traveler. Jadi harus
bisa menahan diri dan jaga diri. Aku ga mau marah atau mengucapkan kata-kata
kasar, karena bisa aja dia sakit hati dan berbuat macam-macam. Jadi aku lebih
banyak diam, pura-pura chatting dengan teman dan akhirnya pasang earphone
sambil terus pegang tas ku hati-hati.
Takut dia mencopet sesuatu.
Kira-kira
setelah hampir 1 jam, bis sampai di jalan raya, udah terlihat tanda-tanda pusat
kota dengan macetnya. Saat itu memang waktunya orang-orang pulang kantor. Bis mutar melewati depan istana. Laki-laki
yang masih disebelahku ini sok jadi seorang tour guide. Menurutnya dia orang
asli Bangladesh, yang udah lama tinggal di Malaysia. Udah sering juga ke
Indonesia, dan katanya kenal dengan Dubes Indonesia. Dia coba menunjukkan
passportnya yang menurut aku ga penting banget, karena aku memang ga mau tahu,
ga peduli.
Sekitar
pukul 19.00 kurang bis sampai di basement Kuala Lumpur terminal. Aku coba
menghindar laki-laki yang lama-lama aku pikir gila itu. Jadi aku jalan agak
lambat di belakang dia, karena dia terus menerus menengok ke belakang ke
arahku. Begitu ada kesempatan, aku menghilang di keramaian.
Terminal
ini besar sekali. Bagian tengah gedungnya mirip gedung airport. Dan lagi-lagi
aku lihat sky train lewat. Jadi gedung ini benar-benar semacam centernya
transportasi umum. Di kanan kiri ada loket-loket tiket, dan ada juga mesin
penjualan tiket self service. Ramai sekali orang lalu lalang. Di tengah-tengah
ada pusat informasi, aku bisa minta map kota Kuala Lumpur.
Ga
tahu dimana teman-temanku ada dimana, dan mau bertemu dimana. Ternyata temanku
ga lama satu muncul. Dan yang satunya juga muncul. Kita minum sebentar ke cafe
donut. Lalu aku diajak naik sky train. Dengan tiket yang cuma 5 ringgit, cukup
masukan uang ke mesin.
Di
sepanjang perjalanan dalam sky train, bisa lihat kota Kuala Lumpur yang padat
penuh dengan gedung-gedung tinggi di waktu malam. Salah satu temanku yang lain
menunggu di Mall
Aku
yang belum mandi, dengan pakaian ala backpacker yang penuh keringat, lengket
dll. Untungnya aku bawa dress hitam berbahan kaos yang ga gampang lecek. Jadi
dress yang aku gulung di dalam plastik itu aku pakai. Ganti hanya di toilet
mall. Cuci muka, mengelap badan dengan tissue basah dan pakai splas cologne,
plus make up. Dari dalam backpack aku keluarkan tas kecil warna hitam
bunga-bunga hijau tua dari bahan tipis yang lagi-lagi bisa digulung. Dan..jadilah
untuk acara makan malam. Walaupun tanpa high heels.
Acara
makan malam yang berupa reuni pun sukses. Baru pukul 9.30 malam. Jadi,
berhubung malam masih panjang dan kita masih kangen satu sama lain, maka acara
di lanjutkan ke Bukit Bintang. Bukit Bintang itu pusat hiburan dengan cafe,
restoran, bar dan tempat perbelanjaan yang ramai. Kuta-nya Kuala Lumpur. Sebelum
sampai area Bukit Bintang, kita melewati yang menurut orang lokal itu disebut
dengan Kampung Arab. Banyak orang-orang Arab yang nongkrong di cafe, duduk di
pinggir jalan, buka bisnis toko kelontong. Ga jauh bedalah dengan Kampung Arab
nya Puncak, hanya aja yang satu ini di tengah-tengah kota yang padat, banyak
proyek pembangungan gedung dan jalan.
Kami
pun menuju cafe bernuansa Latin. Cafe yang benar-benar menyajikan suasana
Colombia. Dan kami menikmati sambil mengingat-ingat semua hal-hal indah dan
lucu di Colombia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar